Pages

Entri Populer

Minggu, 27 Mei 2012

PERTEMUAN SINGKAT

PERTEMUAN SINGKAT


Di sela-sela hembusan angin malam Diva terbangun dalam lelap tidurnya,mungkin pikirnya sedang resah tetapi tak terasa waktupun berlalu, Diva pun kembali tertidurkan  hingga keesokan harinya ia terbangun.

Seperti biasa Diva melakukan aktifitas di pagi harinya. Diva hanyalah seorang remaja yang pandai dan cantik. Tepat pukul 07.00 ia pun pergi kesekolah bersama Elsa yaitu sahabat terbaiknya sejak dari SMP.

Bel sekolah pun berbunyi, tak ku sadari waktu pulang telah tiba. Akupun pulang bersama sahabatku Elsa.
“Elsa : “ Diva.... apakah ada rencana untuk berlibur diakhir smester nanti ???”
“Diva : “ Entahlah...sa,  aku akan ikut kemanapun kau pergi.....hahahaha !!!!”

Tak terasa berjalan sehingga tak terasa Diva pun sampai di rumahnya, Diva pun beristirahat dan mengerjakan prnya. Tak lama kemudian bel rumahnya berbunyi... diva pun berlari..bermaksud untuk membukakan pintu.
“Teriak Diva : iiahhh...sebentar.....!!!!!!”
Ketika diva membuka pintu ternyata yang datang Elsa. Diva pun menyambutnya dengan penuh senyum....

Cerpen Cinta - Pertemuan Singkat
Elsa pun bercerita dan bertukar pikiran, tetapi kini waktunya Diva yang ingin menceritakan isi hatinya.
“Diva :  Elsa dengerin ya !!!!!!”
“ kapan yah aku bisa seperti orang lain ??, aku tidak pernah merasa dekat dengan lelaki manapun semuanya terasa biasa saja, tapi kini aku ingin mengenal dan mendekatinya lebih dalam lagi. Aku  ingin memiliki teman lelaki dihati yang spesial”
“Jawab Elsa :  ciiiiieeeee....ternyata Diva lagi kasmaran...”
“Diva :  mungkin saa,,,,tapi entahlah kepada siapa hati ini harus berlabuh....”

Sorepun tiba Elsapun lekas pulang, dan rumah nya pun tidak jauh dari rumah Diva... malam kini terlewati, dan pagi menjelang seperti biasa Diva pergi kesekolah bersama Elsa...
bell sekolahpun berbunyi, ketika ku masuk dan duduk berdampingaan dengan Elsa, tak lama kemudian Guru masuk dan mengumumkan Liburan akhir semester bersama teman-teman dan seluruh kelas di sekolah ku.

Tidak ku sangka ternyata liburan kali ini aku pergi kepuncak, waktupun tak terasa terus berlalu...
Dan kini waktunya tiba aku pergi untuk berlibur bersama sahabatku Elsa. Akupun segera bersiap untuk masuk kedalam Bis. Setelah 3jam aku melewati perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan, namun akhirnya aku sampai di puncak.

Malampun tiba dan aku segera berkumpul di depan villa bersama teman-temanku untuk menyalakan api unggun. Hati ini begitu senang ketika bernyanyi dan bersenang-senang, namun entahlah mengapa aku merasakan hal yang berbeda dan rasa di hati ini tak dapat aku pungkiri lagi.Tak sadarkah aku di balik senyumku,candaku,tawaku,ternyata aku menyimpan rasa,aku begitu kesepian aku membutuhkan seseorang yang dapat menghibur hati ku.
Aku ingin merasakan jatuh cinta,akupun mulai melemas dan pergi dari riungan teman-teman, dan Elsapun bertanya
“Elsa : Heiii Diva,, kamu mau kmana??”
“Diva : Entahlah Sa... Aku ingin pergi ketempat yang sepi dan menyendiri...”
“Elsa : Yasudahlah.. jangan jauh-jauh ya...!!”
Elsapun bergegas pergi dan diam di belakang villa, tempatnya memang sunyi dan sepi. Disaat aku sedang menangis dan berteriak “ Tuhan apakah inih yang namanya kasmaran, atau aku sedang jatuh cinta??,, tetapi mengapa apa yang ku rasa kini aku tidak mengerti..!!” Disaat aku sedang berteriak,tanpa aku sadari trnyata ada seorang lelaki manis yang menghampiri ku...
Disaat aku membalikan wajah ku, secara sepontan lalu Ia mengulurkan tangannya dan mengajak untuk berkenalan.
“Reza : Heii,, cantik bolehkah aku mengenal nama mu??”
Diva  tersenyum dan menjawab
“Diva : Tentu saja,, namaku Diva, lantas dari mana kamu??”
“Reza : Namaku Reza, aku satu sekolah ko,, sama kamu, mungkin tidak pernah terlihat saja...”
“Diva : hehehehe...!!”
Setelah aku berkenalan dengannya ternyata ia lelaki yang menyenangkan, mengapa aku merasakan hal yang berbeda ?? mungkin hanya perasaanku saja.
Akhirnya Diva pun kembali ke Villa bersama Reza, keesokan harinya merekapun pulang. Ketika sesampainya dirumah Diva pun menceritakan kembali  seseorang bernama Reza itu.
“Elsa : Diva...Reza itu siapa sihh ??? Kenal darimana kamu ??”
“Diva : Reza....Hmmm ia seorang lelaki yang manis,penuh perhatian,pengertian dan dewasa. Aku mengenalnya  ketika aku menyendiri dibelakang Villa, dan dia menghampiriku dan mengajakku untuk berkenalan....
“Elsa : Rasanya kamu berubah Div...??? Siapa orang yang merubah sikap mu div ??”
“Diva : entahlah sa,, aku merasa berbeda setelah aku mengenal reza...”
“Elsa : Ihhhhhh sooo sweatt....aku jadi mau !!! hehehe”

Liburan akhir sekolah pun berakhir. Diva dan Elsa pun masuk sekolah seperti biasanya.
Disaat bel istirahat berbunyi, tanpa disengaja aku bertemu dengan reza.

“Reza : Diva..ikut sekolah ikut dengan ku yaah ???”
“Diva : Kemana za ??”
“Reza : ayolah.. nantipun kau tau ....”
“Diva : Baiklah, aku tunggu digerbang sekolah.”

Bel pulang pun berbunyi, Diva pun menunggu Reza didepan gerbang. Taklama Reja pun datang dan membawanya ketempat yang sunyi,sepi,sejuk,pemandangannya indah dan terdapat satu danau.
Sungguh hati ini terasa tenang,nyaman,dan damai ketika aku duduk dekatnya. Aku mulai menyukainya, aku mulai menyayanginya. Disela-sela suasana yang romantis dan reza pun memegang erat tanganku.
Hati ini tak terasa percaya,apakah dia mencintaiku ??
Namun hati ini seakan berkata “ Tuhan apakah ini yang dinamakan jatuh cinta ?, bila memang jodohku dekatkanlah, namun bila bukan jodohkanlah aku dengan dirinya”
Aku pun diam membisu, Reza menolehkan wajahnya kepadaku dan dia berkata :
“Reza :  Diva, tataplah aku, dengarkanlah aku menyayangi mu Diva, aku mencintaimu....”
“Diva : jika hari ini hari jujur sedunia, akupun akan berkata sama za....”

Akupun mengalihkan pembicaraan dan segera mengajaknya pulang. Dalam perjalanan aku mengatakan sesuatu untuk reza “ hari ini aku bahagia za, aku mencintaimu apaadanya,kaulah cinta pertamaku”
Haripun berganti sudah satu bulan aku berpacaran dengan Reza,tapi kini aku merasakan hal yang berbeda dari reza..
Sudah 3 hari Reza tak memberi kabar untukku,,,kamu kemana sih za ??... aku merindukanmu. Lalu tanpa berpikir 2x akupun pergi kerumah Reza bersama temannya.
Setelah sampai didepan rumah Reza, aku serentak terkejut...ketika melihat bendera kuning dan ketika mendengar  Reza, Reza yang ia cinta Reza yang ia sayangi,dambaan hatinya,pujaan hatinya,ternyata kini dia telah pergi meninggalkan aku. Air mata pun terus mengalir, air mata ini tak terbendung lagi.
Aku tidak percaya mengapa kau pergi  meningggalkan ku begitu cepat ???
Hanya sepucuk surat yang ia tinggalkan untukku dan kenangan manis yang kulalui bersamanya.
Aku terkejut dan bahagia ketka membaca surat itu.

“ Untukmu sayangku Diva “
Ku simpan semua rasa ini, karena ku tak ingin kau sedih. Kusimpan semua sakit ini, karena ku tak ingin kau menangis.
Tetaplah tersenyum manis untukku diva karena rasa sayangku takkan penah padam dan mati senyumlah yang membawa kebahagiaan untukku selamanya.
Kaulah cinta pertama dan terakhirku Diva
“ I Will Always Love You Diva”
Hanya surat itulah yang tersisakan untukku. Surat ini yang mengingatkan aku kepada cinta pertamaku Reza.

Yang kini ku hias dan ku rangkai dalam kehidupanku.

“ meski ragamu telah mati tetapi aku selalu yakin akan bayangmu,senyummu,canda,tawa,dan rasa sayangku untukmu  akan tetap hidup untuk selamanya....
Karena bagiku mengenalmu adalah hal terbesar dihidupku...
Di saat aku menyadari
Kau tak ada disisiku lagi,,namun aku akan selalu menyadari meskipun
Tak lama aku menyayangimu , mencintaimu, dan mengagumimu...
Tetapi hal itu yang telah membuat aku merasa bahagia....

Kamis, 24 Mei 2012

INGINKU BERSAMAMU


Kriiiiiiiiiiiiing..kriiiiiiiiing..kriiiiiiiiiiiiiiing….
Aku dikejutkan dengan suara handphoneku, ternyata pacarku yang telpon.
“asslamualaikum”, sapanya dengan lembut
“walaikumsalam, kenapa ? tumben nelpon ?” sapaku kembali dengan lembut
“gak kenapa-kenapa, kok di isikan pulsa sih. Kan gak minta.” Sahutnya lagi
“Yaa…gak papa pingin aja habisnya di sms gak pernah dibalas, terus bilangnya gak ada pulsa ya udah aku isikan. Jadi gak punya alas an buat gak balas sms aku.” Sahutku manja

Pacarku memang begitu sekarang, entah apa yang membuatnya begitu. Aku ngerasa tak ada yang salah dariku, sejak kepergiannya untuk mengikuti kegiatan kampus dia berubah, aku sms gak pernah dibalas aku telpon poun gak pernah diangkat. Aku kiky dan pacarku adi.
“maa…ada yangin aku omongin ni penting.” 
“mau ngomong apa, paa ?”
“bisa gak kita putus ?”
“alasannya ?
“jujur aku gak berani buat balik kesana, semua orang lagi nyariin kita. Ngertikan maksudku apa ?”
“ngerti”, jawabku pelan sambil menahan tangis
“jadi gimana ? pliiis ngertiin aku”, sahutnya pelan
“pulang aja dulu nanti kita omongin”, sahutku terisak.

Tak berapa lama telponnya terputus, air mata tak bisa ku tahan lagi, mengalir tanpa harus mendapat komando dariku. Sejak malam itu aku down, hubunganku dengan adi memang banyak ditentang. Jujur aku gak habis pikir kenapa tiba-tiba adi menyerah begitu padahal awalnya dia yang sangat bersemangat untuk mempertahankan hubungan ini apapun kondisinya, sampai aku rela diduakan dengan adi hanya untuk mengelabui semua orang yang menentang hubungan kami berdua. Aku rela disakiti, aku rela dimaki dengan teman dan saudaraku. Hanya untuk membela dan mempertahankan hubungan ku dengannya.

Minggu, 11 Maret 2012, aku menerima sms dari adi. Dia memberitahukan bahwa dia sudah tiba di Jakarta dengan selamat meski dengan kondisi sedang sakit. Senang ? ya. Sedih ? ya ? semua menjadi yang ada dalam hatiku. Aku berniat untuk bertemu dengannya malam itu, namun rasa seperti apa sehingga mengurungkan niat awalku untuk menemuinya dirumahnya. Malam itu aku mengelilingi ibukota Jakarta ditemani dengan derasnya iri mataku yang mengalir. Sampai akhirnya aku berehenti di sebuah masjid berniat untuk shalat isya. Aku merasakan banyak ketenangan di sana, aku merasa ada yang menemani aku meskipun bukan berwujud manusia. Akhirnya setelah shalat aku menelpon adi agar dia menyusulku di masjid tersebut.
“ngapain disini ?” sapanya ketika sampai dimasjid
“gak papa, habis ngadu.” Sahutku dengan tersenyum kecil

Kenapa harus ngeliat kamu lagi di hadapanku. Ini membuatku semakin sulit untuk melepasmu, tiba-tiba air mataku menetas tanpa sepengetahuan adi. Aku gak mau nunjukkan aku sedih, aku takut, aku lemah jika tanpa ada dia disampingku, aku memang sudah ketergantungan dengannya.

Malam itu aku gak ingin pulang karena kondisiku yang tidak memungkinkan untuk pulang , malam itu benar-benar mengahbiskan waktu berdua dengan dia. Kenapa harus ada moment seperti ini lagi ?
“maa, gimana pertanyaanku kemarin belum dijawab?” tanya pelan yang memecahkan keheningan.
“ya udah mau gimna lagi, jalani aja.” Sahut ku pelan.

Dia menceritakan semuanya apa yang terjadi selama dia di luar kota, senyumnya yang sangad ku rindukan, candanya. Tiba-tiba air mataku menetes, menahan sakit yang sudah tak bisa tertahankan.
“aku boleh nangis kan ?” tanyaku terisak
“boleh, nangis aja.” Sahutnya sambil memelukku

Aku nangis sejadi-jadinya di dalam pelukannya, “harus sesakit inikah mencintaimu, harus sesulit inikah jalan yang harus ku lalui agar dapat bersamamu, harus kah semua ini yang aku rasakan agar tetap bersamamu. Kenapa kamu harus melakukan ini kepadaku ? ini akan membuatku semakin tak bisa melepasmu” kataku dalam hati. Aku tak memperdulikan semua pertanyaan yang dia tanyakan aku hanya larut dalam tangisku.

Malam terakhir aku menjadi kekasihnya, malam terakhir aku bisa merasakan hangat pelukannya, dan malam terakhir aku merasakan semuanya. Jika aku bisa meminta kepada mu Yea Allah, aku tidak ingin malam itu berakhir, malam menjadi pagi. Biar saja terus malam agar aku tak pernah pisah darinya. Ternyata tak bisa, dunia tetap berputar apapun yang terjadi, pagi pun tiba. Berakhirnya malam maka berakhir pula hubungan ku dan adi.

Aku terus berusaha untuk tidak memikirkan bahwa hubunganku dengannya berakhir, aku berusaha tersenyum, tertawa dan bahagia didepan teman-temanku. Ternyata hanya sebatas dihadapan mereka aku tertawa, aku bahagia. Jika tidak ada mereka, aku menangisi kepergianmu. Sampai saat ini aku selalu berbincang dengan tuhan bahwa aku Ingin bersamamu.

Rabu, 23 Mei 2012

ITULAH CINTA


Ririn hanya bisa duduk termenung di teras rumah sambil menatap bintang-bintang yg berkelap kelip di angkasa, dalam pikiranya diapun sadar, ternyata penderitaan adalah sebuah keindahan yg slalu luput untuk kita syukuri. Taukah kenapa???? Karena, jika kita tidak menderita,maka kita tidak akan pernah mengetahui dan merasakan apa itu kebahagiaan. Seperti halnya cinta, kita  justru akan merasakan nikmatnya cinta ketika kita merasakan betapa menderitanya kita karna cinta, pengorbanan dan sebagainya, yang bisa membuat kta patah hati. Oh!!!!... Itulah cinta tak selamanya berbuah kebahagiaan, kadang cinta bisa berubah kepedihan. Hanya cinta sejatilah yang bisa mengubah kepahitan menjadi kemanisan, kepedihan menjadi kebahagiaan dan lain sebagainya.. Itulah cinta sejati. Tetapi tak mudah untuk kita menemukan cinta sejati kita.

Semua insan pasti akan merasakan apa itu cinta, cinta dapat tumbuh di mana saja., kapan saja dan dengan siapa saja. Tanpa memandang statusnya apa, itulah cinta. Berbicara tentang cinta, sampai kapan pun tidak bakalan selesai. Cinta tidak hanya 1 kisah tapi…… beberapa kisah yang tertuang.

Seperti kisah cinta Ririn , dia baru sadar kalau ternyata dia sedang mengalami perasaan cinta itu, dia jatuh cinta pada Karlo kakak kelasnya. Tapiiiii…… si Karlo belum tahu kalau Ririn menyukainya.
Setiap hari Ririn selalu bersama Karlo, di sekolah, di rumah dan dimanapun selalu bareng sama Karlo. Mungkin karna itulah tumbuh benih-benih cinta di hati Ririn. Jantungnya berdetak begitu kencang tiap kali menatap mata Karlo, dalam tatapan mata itu ada kehangatan dan keindahan yang terpancarkan.

Tapi…., perasaan CINTA Ririn mulai padam ketika dia tahu ternyata Karlo, sudah menjadi kekasih kakakny, Kak SILVI. Mengetahui hal itu Ririnpun sakit, dia kecewa dan sedih, dia juga cemburu melihat kemesraan kakaknya.

Tak lama kemudian mobil avansa hitam masuk dari gerbang depan. Ririn memandang dari kejauhan, mobil itu berjalan mendekat ke arah Ririn dan berhenti tepat di dekatnya.
        
Dari mobil avansa itu, turunlah seorang cowok yang tak lain adalah Karlo. Ririn terperagah kaget melihatnya. Karlo berjalan mendekati ririn.” Hai Rin..!!!!! sedang apa kamu..?????” tanya Karlo sambil melontarkan senyumanya ke arah Ririn.
“ owwwwhhh! Gak lagi ngapa-ngapain, eh!!! Silahkan masuk!...” tawar Ririn.
“ gak usah, disini saja gak papa!!,,,”
“ sudahlah masuk!!!!... gak papa kok!”
“ makasih , tapi sepertinnya lebih enjoy di sini deh!... dari pada di dalammm…. Kalau di dalam khan sepi sedangkan disini, disini kan ada kamu, jadi gak sepi deh…. Hahahahaha” kata karlo lagi-lagi tersenyum.
        
Ririn hanya bisa menghela nafas panjang-panjang dia tidak bisa berbicara apa-apa lagi.”ya sudahlah terserah kamu saja!!!!!..”
“ okey! Itu juga lebih baik!”
“ ngomong-ngomong , kamu ke sini mau apa?????... kalau kamu nyari kak silvi, kak silvi lagi pergi ke rumah nenek di bandung sama papa ,sama mama, katanya sih mau nginep, mungkin besok pagi juga sudah pulang!!!!..”
“owh!!!... kalau itu sih aku sudah di kasih tahu sama si silvi!!!!”
“ terus kamu ke sini mau apa.an????? tanya Ririn bingung tak mengerti…??”
“ aku kesini maen laaaahhhh…. Masak ngeronda…… hahahahaha,…!!!” kata Karlo sambil ketawa.
“ hahahaha…. Gak lucu tau gak sihhh…!” kata Ririn mengejek.
“ gak lucu tapi kok ketawa??????...” kata karlo.
“ ya biarin suka-suka dong! Itu kan hak aku.”
“ yeeeeee… nggak boleh dong!” kata karlo.
“ boleh!” kata Ririn.
“ gak boleh,……” kata karlo.
“ boleh ya boleh…!” kata Ririn.
“ gak boleh, pokoknya gak boleh…!!!.” Kata karlo lagi.
“ kamu thu di bilangin boleh yaa boleh!! … ngeyel aja!!1.” kata Ririn tersenyum bangga.
“ yeeeee… kamu tu yang ngeyel, di bilangin gak boleh ya nggak boleh!...” kata karlo.
        
Ririn pun berdiri dan berlari ke halaman. “huuu……. Kejar aku kalau bisa!!!!!” ririn pun berlari, menghindari Karlo.
Karlo pun tidak tinggal diam, dia juga berlari mengejar Ririn.” Aku kejar kamu sampai dapat,……. AWAS! Kamu Rin!” kata karlo.
“ sini….huuuu gak bakalan bisa!.”
        
Ririn pun terus berlari, karlo juga terus mengejar Ririn. Tanpa sepengetahuan Ririn di depan Ririn ada kulit pisang. Ririn pun kepleset……” wuuuaaaaaa!!!!.. tolong!” kata Ririn kaget.
Karlo cepat-cepat menangkap tubuh Ririn ke dekapanya. Tanpa disadari, karlo dan ririn pun akhirnya saling bertatapan. Tak tahu kenapa jantung Ririn berdetak lebih kencang dari biasanya, dan pipi Ririn pun memerah, untung saat itu malam, jadi karlo nggak tau, coba aja kalau siang. Wah! Bakalan tambah malu si Riri.

Tak lama kemudian, mereka berdua sadar. Karlo melepas Ririn dari pelukanya.” Rin, maaf!!..” kata karlo sesaat.
“ nggak papa kok, makasih ya, kamu sudah nolongin aku.!” Kata Ririn menunduk menahan malu.
“ iya!!..” karlo melihat jam tangan di tangan kirinya, sudah menunjukan pukul 22.30 WIB, akhirnya Karlopun berpamitan pulang. “ rin, aku pulang dulu ya,” kata karlo berpamitan, “ sudah malem nich!,,, besok kalau nggak sibuk aku pasti ke rumah kamu lagi…. Good NIGHT!!”
        
Karlo pergi meninggalkan Ririn, yang masih trpaku, Karlo membawa mobil avansanya dari gerbang. “ deg!...deg…! deg..!” dirasa jantung Ririn masih berdetak kencang. Ririn bingung kenapa setiap ia berada di dekat Karlo, jantungnya sllalu saja begitu.

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Karlo kembali main ke rumahnya Ririn, seperti biasalah Karlo ingin bertemu dengan Kak Silvi.
        
Kali ini karlo mengajak kak Silvi jalan-jalan. Ya wajar lah… mereka berdua kan pacaran, jadi jalan-jalan buat nenangin pikiran boleh juga khan…!
“ Rin, kak Silvi pergi dulu ya…! Kamu baik-baik di rumah…. Okey!” kata kak Silvi sambil tersenyum.
“ okey!.. kak…… hati-hati ya kak,,,,,,”

Awalnya Ririn bingung gak biasanya karlo ngajakin kak silvi jalan-jalan, itulah yang  muncul di fikiran Ririn rasa penasaranya. Jam dinding sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Ririn gelisah kenapa kakaknya pergi belum juga pulang-pulang. Ada apakah sebenarnya..???
“ kriiiing…! Kriiinnggg..! kriiinggg…!!!” Suara telfon rumahnya berbunyi, Ririn segera mengangkat telfon itu.
“ haloo,,,! Slamat malam!....” tanya Ririn panik.
“ benarkah ini nomor telfon rumahnya sodari Silvi????” tanya penelfon itu.
“ Silvi??? Owh itu kakak saya, kok anda bisa tahu????” tanya RIRIN.
“ Saya menemukan nomor ini dari dompet sodari silvi, ini adalah pihak rumah sakit, bagi keluarga sebaiknya segera ke rumah sakit, sodari silvi sedang di rawat karna sedang kecelakaan.”

Aku pun kaget, kecelakaan???? Kak silvi kecelakaan?????,…astagfirullah hal azim……… air mata ku bercucuran keluar dari sudut-sudut mataku. 
“ halooo….!” Kata penelfon itu lagi.
“ iya, haloo..” kata Ririn sambil menangis.
“ di mohon keluarga secepatnya ke sini……!”
“ oh!... iya kami akan segera ke sana!!...”

Setelah telfon terputus, buru-buru, Ririn menelfon mama-papa ku, memberitahu mereka kalau kak silvi sedang di rawt di rumah sakit karna kecelakaan. Lalu aku beranjak pergi ke rumah sakit, melihat keadaan kak ilvi, rupanya, luka kak silvi dan karlo cukup parah. Mereka berdua kritis, baru setelah mama datang, kak silvi dan karlo meninggal. Tak henti-hentinya aku menangis, menangisi kepergian 2 orang yang aku cintai, yaitu karlo dan kak silvi. Itulah cinta= cerita indah namun tiada arti…. Kehilangan, dan juga penyesalan.
SELESAI…


my twitter @seftianardi

LAKI-LAKI SEJATI

LAKI-LAKI SEJATI

Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya.
Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?
Ibunya terkejut. Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing. Tiba-tiba saja kini ia sudah menjadi perempuan yang punya banyak pertanyaan.
Sepasang matanya yang dulu sering belekan itu, sekarang bagai sorot lampu mobil pada malam gelap. Sinarnya begitu tajam. Sekelilingnya jadi ikut memantulkan cahaya. Namun jalan yang ada di depan hidungnya sendiri, yang sedang ia tempuh, nampak masih berkabut. Hidup memang sebuah rahasia besar yang tak hanya dialami dalam cerita di dalam pengalaman orang lain, karena harus ditempuh sendiri.
Kenapa kamu menanyakan itu, anakku?
Sebab aku ingin tahu.
Dan sesudah tahu?
Aku tak tahu.
Wajah gadis itu menjadi merah. Ibunya paham, karena ia pun pernah muda dan ingin menanyakan hal yang sama kepada ibunya, tetapi tidak berani. Waktu itu perasaan tidak pernah dibicarakan, apalagi yang menyangkut cinta. Kalaupun dicoba, jawaban yang muncul sering menyesatkan. Karena orang tua cenderung menyembunyikan rahasia kehidupan dari anak-anaknya yang dianggapnya belum cukup siap untuk mengalami. Kini segalanya sudah berubah. Anak-anak ingin tahu tak hanya yang harus mereka ketahui, tetapi semuanya. Termasuk yang dulu tabu. Mereka senang pada bahaya.
Setelah menarik napas, ibu itu mengusap kepala putrinya dan berbisik.
Jangan malu, anakku. Sebuah rahasia tak akan menguraikan dirinya, kalau kau sendiri tak penasaran untuk membukanya. Sebuah rahasia dimulai dengan rasa ingin tahu, meskipun sebenarnya kamu sudah tahu. Hanya karena kamu tidak pernah mengalami sendiri, pengetahuanmu hanya menjadi potret asing yang kamu baca dari buku. Banyak orang tua menyembunyikannya, karena pengetahuan yang tidak perlu akan membuat hidupmu berat dan mungkin sekali patah lalu berbelok sehingga kamu tidak akan pernah sampai ke tujuan. Tapi ibu tidak seperti itu. Ibu percaya zaman memberikan kamu kemampuan lain untuk menghadapi bahaya-bahaya yang juga sudah berbeda. Jadi ibu akan bercerita. Tetapi apa kamu siap menerima kebenaran walaupun itu tidak menyenangkan?
Maksud Ibu?
Lelaki sejati anakku, mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan.
Kenapa tidak?
Sebab di dalam mimpi, kamu sudah dikacaukan oleh bermacam-macam harapan yang meluap dari berbagai kekecewaan terhadap laki-laki yang tak pernah memenuhi harapan perempuan. Di situ yang ada hanya perasaan keki.
Apakah itu salah?
Ibu tidak akan bicara tentang salah atau benar. Ibu hanya ingin kamu memisahkan antara perasaan dan pikiran. Antara harapan dan kenyataan. 
Aku selalu memisahkan itu. Harapan adalah sesuatu yang kita inginkan terjadi yang seringkali bertentangan dengan apa yang kemudian ada di depan mata. Harapan menjadi ilusi, ia hanya bayang-bayang dari hati. Itu aku mengerti sekali. Tetapi apa salahnya bayang-bayang? Karena dengan bayang-bayang itulah kita tahu ada sinar matahari yang menyorot, sehingga berkat kegelapan, kita bisa melihat bagian-bagian yang diterangi cahaya, hal-hal yang nyata yang harus kita terima, meskipun itu bertentangan dengan harapan.
Ibunya tersenyum.
Jadi kamu masih ingat semua yang ibu katakan?
Kenapa tidak?
Berarti kamu sudah siap untuk melihat kenyataan?
Aku siap. Aku tak sabar lagi untuk mendengar. Tunjukkan padaku bagaimana laki-laki sejati itu.
Ibu memejamkan matanya. Ia seakan-akan mengumpulkan seluruh unsur yang berserakan di mana-mana, untuk membangun sebuah sosok yang jelas dan nyata.
Laki-laki yang sejati, anakku katanya kemudian, adalah… tetapi ia tak melanjutkan.
Adalah?
Adalah seorang laki-laki yang sejati.
Ah, Ibu jangan ngeledek begitu, aku serius, aku tak sabar.
Bagus, Ibu hanya berusaha agar kamu benar-benar mendengar setiap kata yang akan ibu sampaikan. Jadi perhatikan dengan sungguh-sungguh dan jangan memotong, karena laki-laki sejati tak bisa diucapkan hanya dengan satu kalimat. Laki-laki sejati anakku, lanjut ibu sambil memandang ke depan, seakan-akan ia melihat laki-laki sejati itu sedang melangkah di udara menghampiri penjelmaannya dalam kata-kata.
Laki-laki sejati adalah…
Laki-laki yang perkasa?!
Salah! Kan barusan Ibu bilang, jangan menyela! Laki-laki disebut laki-laki sejati, bukan hanya karena dia perkasa! Tembok beton juga perkasa, tetapi bukan laki-laki sejati hanya karena dia tidak tembus oleh peluru tidak goyah oleh gempa tidak tembus oleh garukan tsunami, tetapi dia harus lentur dan berjiwa. Tumbuh, berkembang bahkan berubah, seperti juga kamu.
O ya?
Bukan karena ampuh, bukan juga karena tampan laki-laki menjadi sejati. Seorang lelaki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena tubuhnya tahan banting, karena bentuknya indah dan proporsinya ideal. Seorang laki-laki tidak dengan sendirinya menjadi laki-laki sejati karena dia hebat, unggul, selalu menjadi pemenang, berani dan rela berkorban. Seorang laki-laki belum menjadi laki-laki sejati hanya karena dia kaya-raya, baik, bijaksana, pintar bicara, beriman, menarik, rajin sembahyang, ramah, tidak sombong, tidak suka memfitnah, rendah hati, penuh pengertian, berwibawa, jago bercinta, pintar mengalah, penuh dengan toleransi, selalu menghargai orang lain, punya kedudukan, tinggi pangkat atau punya karisma serta banyak akal. Seorang laki-laki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena dia berjasa, berguna, bermanfaat, jujur, lihai, pintar atau jenius. Seorang laki-laki meskipun dia seorang idola yang kamu kagumi, seorang pemimpin, seorang pahlawan, seorang perintis, pemberontak dan pembaru, bahkan seorang yang arif-bijaksana, tidak membuat dia otomatis menjadi laki-laki sejati!
Kalau begitu apa dong?
Seorang laki-laki sejati adalah seorang yang melihat yang pantas dilihat, mendengar yang pantas didengar, merasa yang pantas dirasa, berpikir yang pantas dipikir, membaca yang pantas dibaca, dan berbuat yang pantas dibuat, karena itu dia berpikir yang pantas dipikir, berkelakuan yang pantas dilakukan dan hidup yang sepantasnya dijadikan kehidupan.
Perempuan muda itu tercengang.
Hanya itu?
Seorang laki-laki sejati adalah seorang laki-laki yang satu kata dengan perbuatan!
Orang yang konsekuen?
Lebih dari itu!
Seorang yang bisa dipercaya?
Semuanya!
Perempuan muda itu terpesona.
Apa yang lebih dari yang satu kata dan perbuatan? Tulus dan semuanya? Ahhhhh! Perempuan muda itu memejamkan matanya, seakan-akan mencoba membayangkan seluruh sifat itu mengkristal menjadi sosok manusia dan kemudian memeluknya. Ia menikmati lamunannya sampai tak sanggup melanjutkan lagi ngomong. Dari mulutnya terdengar erangan kecil, kagum, memuja dan rindu. Ia mengalami orgasme batin.
Ahhhhhhh, gumannya terus seperti mendapat tusukan nikmat. Aku jatuh cinta kepadanya dalam penggambaran yang pertama. Aku ingin berjumpa dengan laki-laki seperti itu. Katakan di mana aku bisa menjumpai laki-laki sejati seperti itu, Ibu?
Ibu tidak menjawab. Dia hanya memandang anak gadisnya seperti kasihan. Perempuan muda itu jadi bertambah penasaran.
Di mana aku bisa berkenalan dengan dia?
Untuk apa?
Karena aku akan berkata terus-terang, bahwa aku mencintainya. Aku tidak akan malu-malu untuk menyatakan, aku ingin dia menjadi pacarku, mempelaiku, menjadi bapak dari anak-anakku, cucu-cucu Ibu. Biar dia menjadi teman hidupku, menjadi tongkatku kalau nanti aku sudah tua. Menjadi orang yang akan memijit kakiku kalau semutan, menjadi orang yang membesarkan hatiku kalau sedang remuk dan ciut. Membangunkan aku pagi-pagi kalau aku malas dan tak mampu lagi bergerak. Aku akan meminangnya untuk menjadi suamiku, ya aku tak akan ragu-ragu untuk merayunya menjadi menantu Ibu, penerus generasi kita, kenapa tidak, aku akan merebutnya, aku akan berjuang untuk memilikinya.
Dada perempuan muda itu turun naik.
Apa salahnya sekarang wanita memilih laki-laki untuk jadi suami, setelah selama berabad-abad kami perempuan hanya menjadi orang yang menunggu giliran dipilih?
Perempuan muda itu membuka matanya. Bola mata itu berkilat-kilat. Ia memegang tangan ibunya.
Katakan cepat Ibu, di mana aku bisa menjumpai laki-laki itu?
Bunda menarik nafas panjang. Gadis itu terkejut.
Kenapa Ibu menghela nafas sepanjang itu?
Karena kamu menanyakan sesuatu yang sudah tidak mungkin, sayang.
Apa? Tidak mungkin?
Ya.
Kenapa?
Karena laki-laki sejati seperti itu sudah tidak ada lagi di atas dunia.
Oh, perempuan muda itu terkejut.
Sudah tidak ada lagi?
Sudah habis.
Ya Tuhan, habis? Kenapa?
Laki-laki sejati seperti itu semuanya sudah amblas, sejak ayahmu meninggal dunia.
Perempuan muda itu menutup mulutnya yang terpekik karena kecewa.
Sudah amblas?
Ya. Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang mulutnya. Semuanya hanya pembual. Aktor-aktor kelas tiga. Cap tempe semua. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja, tapi semuanya tidak bisa dipercaya. Tidak ada lagi laki-laki sejati anakku. Mereka tukang kawin, tukang ngibul, semuanya bakul jamu, tidak mau mengurus anak, apalagi mencuci celana dalammu, mereka buas dan jadi macan kalau sudah dapat apa yang diinginkan. Kalau kamu sudah tua dan tidak rajin lagi meladeni, mereka tidak segan-segan menyiksa menggebuki kaum perempuan yang pernah menjadi ibunya. Tidak ada lagi laki-laki sejati lagi, anakku. Jadi kalau kamu masih merindukan laki-laki sejati, kamu akan menjadi perawan tua. Lebih baik hentikan mimpi yang tak berguna itu.
Gadis itu termenung. Mukanya nampak sangat murung.
Jadi tak ada harapan lagi, gumamnya dengan suara tercekik putus asa. Tak ada harapan lagi. Kalau begitu aku patah hati.
Patah hati?
Ya. Aku putus asa.
Kenapa mesti putus asa?
Karena apa gunanya lagi aku hidup, kalau tidak ada laki-laki sejati?
Ibunya kembali mengusap kepala anak perempuan itu, lalu tersenyum.
Kamu terlalu muda, terlalu banyak membaca buku dan duduk di belakang meja. Tutup buku itu sekarang dan berdiri dari kursi yang sudah memenjarakan kamu itu. Keluar, hirup udara segar, pandang lagit biru dan daun-daun hijau. Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar, dunia tidak seburuk seperti yang kamu bayangkan di dalam kamarmu. Hidup tidak sekotor yang diceritakan oleh buku-buku dalam perpustakaanmu meskipun memang tidak seindah mimpi-mimpimu. Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini!
Aku tidak ngumpet!
Jangan lari!
Siapa yang lari?
Mengurung diri itu lari atau ngumpet. Ayo keluar! 
Keluar ke mana?
Ke jalan! Ibu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. Bergaul dengan masyarakat banyak.
Gadis itu termangu. 
Untuk apa? Dalam rumah kan lebih nyaman?
Kalau begitu kamu mau jadi kodok kuper!
Tapi aku kan banyak membaca? Aku hapal di luar kepala sajak-sajak Kahlil Gibran!
Tidak cukup! Kamu harus pasang omong dengan mereka, berdialog akan membuat hatimu terbuka, matamu melihat lebih banyak dan mengerti pada kelebihan-kelebihan orang lain.
Perempuan muda itu menggeleng.
Tidak ada gunanya, karena mereka bukan laki-laki sejati.
Makanya keluar. Keluar sekarang juga!
Keluar?
Ya.
Perempuan muda itu tercengang, suara ibunya menjadi keras dan memerintah. Ia terpaksa meletakkan buku, membuka earphone yang sejak tadi menyemprotkan musik R & B ke dalam kedua telinganya, lalu keluar kamar.
Matahari sore terhalang oleh awan tipis yang berasal dari polusi udara. Tetapi itu justru menolong matahari tropis yang garang itu untuk menjadi bola api yang indah. Dalam bulatan yang hampir sempurna, merahnya menyala namun lembut menggelincir ke kaki langit. Silhuet seekor burung elang nampak jauh tinggi melayang-layang mengincer sasaran. Wajah perempuan muda itu tetap kosong.
Aku tidak memerlukan matahari, aku memerlukan seorang laki-laki sejati, bisiknya.
Makanya keluar dari rumah dan lihat ke jalanan!
Untuk apa?
Banyak laki-laki di jalanan. Tangkap salah satu. Ambil yang mana saja, sembarangan dengan mata terpejam juga tidak apa-apa. Tak peduli siapa namanya, bagaimana tampangnya, apa pendidikannya, bagaimana otaknya dan tak peduli seperti apa perasaannya. Gaet sembarang laki-laki yang mana saja yang tergapai oleh tanganmu dan jadikan ia teman hidupmu!
Perempuan muda itu tecengang. Hampir saja ia mau memprotes. Tapi ibunya keburu memotong. Asal, lanjut ibunya dengan suara lirih namun tegas, asal, ini yang terpenting anakku, asal dia benar-benar mencintaimu dan kamu sendiri juga sungguh-sungguh mencintainya. Karena cinta, anakku, karena cinta dapat mengubah segala-galanya.
Perempuan muda itu tercengang.
Dan lebih dari itu, lanjut ibu sebelum anaknya sempat membantah, lebih dari itu anakku, katanya dengan suara yang lebih lembut lagi namun semakin tegas, karena seorang perempuan, anakku, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, setiap perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati!

 

follow my twitter  @seftianardi